Sample Feature Post 1 Title
All of this content is sample tyr to replace these content every slider to your content descriptions. Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace it.
Sample Feature Post 2 Title
All of this content is sample tyr to replace these content every slider to your content descriptions. Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace it.
Sample Feature Post 3 Title
All of this content is sample tyr to replace these content every slider to your content descriptions. Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace it.
PENILAIAN DALAM KURIKULUM 2013
§ Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar Peserta Didik
§ Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh,
menganalisis,
dan menafsirkan
data tentang proses dan hasil belajar peserta didik
yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan,
sehingga menjadi informasi
yang bermakna dalam pengambilan keputusan
§ Penilaian dapat dilakukan selama pembelajaran berlangsung
(penilaian proses)
dan setelah pembelajaran usai dilaksanakan
(penilaian hasil/produk)
APLIKASI RAPOT K13 KELAS 1,2,4,5 TERBARU
sumber widyaiswara LPMP Jateng: Drs. Sriwasono Widodo, M.Pd. dan Mampuono, S.Pd.,M.Kom . Info lebih lanjut ke 085866449380 dowload disini
November 14, 2014
No comments
Resep Untuk Memperoleh Hati Yang Tenang
MAJELIS TA’LIM HEGARMANAH
Jl. Kegarmanah No. 10
Telp (022)2032494. 2031176 Fax (022) 2034294
BANDUNG 40141, INDONESIA
RESEP UNTUK MEMPEROLEH HATI YANG TENANG
1. Bersyukur apabila mendapat nikmat
2. Sabar apabila mendapat kesulitan.
3. Tawakkal apabila mempunyai rencana /
program
4. Ikhlas dalam segala amal perbuatan.
5. Jangan membiarkan hati larut dalam
kesedihan
6. Jangan menyesal atas sesuatu kegagalan.
7. Jangan putus asa dalam menghadapi
kesulitan
8. Jangan usil dengan kekayaan orang
9. Jangan hasud dan iri atas kesuksesan
orang.
10. Jangan sombong kalau memperoleh kesuksesan
11. Jangan thama’ kepada harta
12. Jangan terlalu ambisius akan sesuatu
kedudukan
13. Jangan hancur karena kezhaliman
14 Jangan goyah karena fitnah
15. Jangan berkeinginan terlalu tinggi melebihi
kemampuan diri
16. Jangan campuri harta dengan harta haram
17. Jangan sakiti ayah dan ibu
18. Jangan usir orang yang
meminta-minta
19. Jangan sakiti anak yatim
20. Jauhkan diri dari dosa-dosa
yang besar.
21. Jangan membiasakan diri
melakukan dosa-dosa kecil.
22. Banyak berkunjung ke rumah
Allah SWT (masjid)
23. Melakukan sholat dengan
ikhlas dan khusuk
24. Lakukan shoal fardhu di awal
waktu, berjama’ah di masjid
25. Biasakan sholat malam
26. Perbanyak dzikir dan do’a
kepada Allah SWT
27. Melakukan puasa wajib dan
puasa sunnah
28. Sayangi dan santuni fakir
miskin
29. Jangan ada rasa takut
kecuali hanya kepada Allh SWT
30. Jangan marah-marah berlebihan
31. Cintailah seseorang dengan
tidak berlebih-lebihan
32. Bersatulah karena Allah SWT dan
berpisahlah karena Allah SWT
33. BErlatihlah konsentrasi
pikiran.
34. Penuhi janji apabila telah diikrarkan dan
memintalah maaf apabila karena sesuatu sebab janji itu tidak dapat terpenuhi
35. Jangan hidup mempunyai musuh
kecuali dengan iblis/syetan
36. Jangan percaya kepada
ramalan-ramalan manusia
37. Jangan terlampau takut
miskin
38. Hormatilah setiap orang
39. Jangan terlampau takut
kepada manusia
40. Jangan sombong takabur dan besar kepala
Mei 03, 2014
No comments
KEUTAMAAN BASMALAH
Alhamdulillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,
Pertama, pembukaan Alquran
Allah Ta’ala membuka kitab-Nya yang paling angung, yaitu Alquran dengan lafadz basmalah. Demikian pula, semua surat dalam Alquran diawali dengan basmalah, kecuali surat At-Taubah.
Kedua, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengawali surat yang beliau kirim ke raja-raja, untuk mengajak mereka masuk Islam, dengan lafadz basmalah. Seperti surat yang beliau kirim ke raja heraklius. Sebagaimana yang pernah kita bahas di:
http://www.konsultasisyariah.com/isi-surat-rasulullah-kepada-heraclius/
Ketiga, basmalah merupakan isi surat yang dikirim oleh Nabi Sulaiman ‘alaihis shalatu was salam kepada Ratu Saba’ yang ketika itu masih menyembah matahari. Allah berfirman, menceraitakan kisah mereka,
قَالَتْ يَا أَيُّهَا الْمَلَأُ إِنِّي أُلْقِيَ إِلَيَّ كِتَابٌ كَرِيمٌ ( ) إِنَّهُ مِنْ سُلَيْمَانَ وَإِنَّهُ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ ( ) أَلَّا تَعْلُوا عَلَيَّ وَأْتُونِي مُسْلِمِينَ
“Sang ratu berkata: Wahai para menteri, saya mendapatkan sepucuk surat yang mulia. Surat itu dari Sulaiman, isinya: Bismillahir rahmanir rahiim. Janganlah kalian bersikap sombong di hadapanku dan datanglah kepadaku dengan tunduk.” (QS. An-Naml: 29 – 31).
Tujuan utama Nabi Sulaiman mengirim surat ini adalah untuk mengajak mereka masuk Islam dan meninggalkan kekufurannya. Mengingat pentingnya tujuan ini, Nabi Sulaiman mengawalinya dengan basmalah.
Keempat, bacaan basmalah menjadi pemula untuk berbagai bentuk ibadah, seperti wudhu, atau mandi dan tayamum, menurut pendapat sebagian ulama. Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَا وُضُوءَ لِمَنْ لَمْ يَذْكُرِ اسْمَ اللَّهِ تَعَالَى عَلَيْه
“Tidak ada wudhu bagi orang yang tidak menyebut nama Allah (membaca basmalah).” (HR. Abu Daud 101 dan dishahihkan al-Albani).
Hadis ini berbicara tentang wudhu, namun ulama mengqiyaskannya untuk mandi dan tayamum, karena semuanya adalah kegiatan bersuci.
Kelima, perlindungan dari setan ketika makan
Orang yang makan atau minum dengan didahului membaca basmalah sebelumnya maka setan tidak mampu untuk turut memakannya. Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَذْكُرِ اسْمَ اللَّهِ تَعَالَى فَإِنْ نَسِىَ أَنْ يَذْكُرَ اسْمَ اللَّهِ تَعَالَى فِى أَوَّلِهِ فَلْيَقُلْ بِسْمِ اللَّهِ أَوَّلَهُ وَآخِرَهُ
“Apabila salah seorang di antara kalian makan, maka hendaknya ia menyebut nama Allah Ta’ala. Jika ia lupa untuk menyebut nama Allah Ta’ala di awal, hendaklah ia mengucapkan: “Bismillaahi awwalahu wa aakhirohu (dengan nama Allah pada awal dan akhirnya)”.” (HR. Abu Daud no. 3767 dan At Tirmidzi no. 1858. At Tirmidzi dan dishahihkan al-Albani).
Dari hudzaifah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ الشَّيْطَانَ لَيَسْتَحِلُّ الطَّعَامَ الَّذِى لَمْ يُذْكَرِ اسْمُ اللَّهِ عَلَيْهِ
“Sesungguhnya setan dibolehkan makan makanan yang tidak dibacakan nama Allah ketika hendak dimakan.”(HR. Abu Daud no. 3766 dan dishahihkan al-Albani)
Keenam, penjagaan dari gangguan setan ketika berhubungan badan
dari Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَوْ أَنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا أَرَادَ أَنْ يَأْتِىَ أَهْلَهُ قَالَ: “بِاسْمِ اللَّهِ، اللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا“، فَإِنَّهُ إِنْ يُقَدَّرْ بَيْنَهُمَا وَلَدٌ فِى ذَلِكَ لَمْ يَضُرَّهُ شَيْطَانٌ أَبَدًا
“Jika salah seorang dari kalian (suami) ketika ingin menggauli istrinya, dan dia membaca doa: ‘Dengan (menyebut) nama Allah, …dst’, kemudian jika Allah menakdirkan (lahirnya) anak dari hubungan intim tersebut, maka setan tidak akan bisa mencelakakan anak tersebut selamanya.” (HR. Bukhari no.141 dan Muslim no.1434)
Ketujuh, penghalang antara pandangan jin dan aurat manusia.
Seperti yang sering kita bahas, kita tidak bisa melihat jin, namun jin bisa melihat kita dalam semua keadaan. Tidak segan-segan, jin yang kurang bertanggung jawab, juga akan melihat kita dalam posisi ketika tidak berbusana. Untuk menanggulangi hal ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan agar ketika buka pakaian, kita tidak lupa membaca basmalah.
Dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
سَتْرُ مَا بَيْنَ أَعْيُنِ الجِنِّ وَعَوْرَاتِ بَنِي آدَمَ: إِذَا دَخَلَ أَحَدُهُمُ الخَلَاءَ، أَنْ يَقُولَ: بِسْمِ اللَّهِ
“Penghalang antara mata jin dengan aurat bani Adam, apabila kalian masuk kamar kecil, ucapkanlah bismillah.” (HR. Turmudzi 606 dan dishahihkan al-Albani).
Kedelapan, penghalang setan untuk membuka tempat barang berharga.
Beberapa harta berharga yang kita simpan di malam hari, juga akan menjadi incaran setan. Dia berusaha mengganggu kita dengan mengotori makanan atau mengambil barang berharga itu. Untuk mengatasi hal ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan umatnya agar ketika menutup semua makanan dengan membaca basmalah.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
غَطُّوا الْإِنَاءَ، وَأَوْكُوا السِّقَاءَ، وَأَغْلِقُوا الْبَابَ، وأطفؤا السِّرَاجَ، فإن الشَّيْطَانَ لَا يَحُلُّ سِقَاءً، ولا يَفْتَحُ بَابًا، ولا يَكْشِفُ إِنَاءً، فَإِنْ لم يَجِدْ أحدكم إلا أَنْ يَعْرُضَ على إِنَائِهِ عُودًا وَيَذْكُرَ اسْمَ اللَّهِ، فَلْيَفْعَلْ
“Tutuplah bejana, ikatlah geribah (tempat menyimpan air yang terbuat dari kulit), tutuplah pintu, matikanlah lentera (lampu api), karena sesungguhnya setan tidak mampu membuka geribah yang terikat, tidak dapat membuka pintu, dan tidak juga dapat menyingkap bejanan yang tertutup. Bila engkau tidak mendapatkan tutup kecuali hanya dengan melintangkan di atas bejananya sebatang ranting, dan menyebut nama Allah, hendaknya dia lakukan.” (HR. Muslim)
Kesembilan, menghalangi setan menginap di dalam rumah
Bacaan basmalah diucapkan ketika masuk rumah, bisa menjadi penghalang bagi setan untuk ikut memasukinya atau menginap di dalamnya.
Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا دَخَلَ الرَّجُلُ بَيْتَهُ، فَذَكَرَ اللهَ عِنْدَ دُخُولِهِ وَعِنْدَ طَعَامِهِ، قَالَ الشَّيْطَانُ: لَا مَبِيتَ لَكُمْ، وَلَا عَشَاءَ، وَإِذَا دَخَلَ، فَلَمْ يَذْكُرِ اللهَ عِنْدَ دُخُولِهِ، قَالَ الشَّيْطَانُ: أَدْرَكْتُمُ الْمَبِيتَ، وَإِذَا لَمْ يَذْكُرِ اللهَ عِنْدَ طَعَامِهِ، قَالَ: أَدْرَكْتُمُ الْمَبِيتَ وَالْعَشَاءَ
“Jika seseorang masuk rumahnya dan dia mengingat nama Allah ketika masuk dan ketika makan, maka setan akan berteriak: ‘Tidak ada tempat menginap bagi kalian dan tidak ada makan malam.’ Namun jika dia tidak mengingat Allah ketika masuk maka setan mengatakan, ‘Kalian mendapatkan tempat menginap’ dan jika dia tidak mengingat nama Allah ketika makan maka setan mengundang temannya, ‘Kalian mendapat jatah menginap dan makan malam’.” (HR. Muslim).
Kesepuluh, menjadi syarat halalnya hewan sembelihan
Diantara keberkahan basmalah, orang yang menyembelih binatang dengan menyebut basmalah, hewan sembelihannya bisa menjadi halal. Sebaliknya, orang yang menyembelih binatang tanpa mengucapkan basmalah, baik disengaja maupun lupa, sembelihannya batal, dan hewan itu tidak boleh dimakan. Allah berfirman,
وَلَا تَأْكُلُوا مِمَّا لَمْ يُذْكَرِ اسْمُ اللَّهِ عَلَيْهِ وَإِنَّهُ لَفِسْقٌ
“Janganlah kalian makan (hewan) yang tidak disebutkan nama Allah ketika menyembelihnya. Itu sesuatu yang fasik (tidak halal).” (QS. Al-An’am: 121).
Allahu a’lam
Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina www.KonsultasiSyariah.com)
Pertama, pembukaan Alquran
Allah Ta’ala membuka kitab-Nya yang paling angung, yaitu Alquran dengan lafadz basmalah. Demikian pula, semua surat dalam Alquran diawali dengan basmalah, kecuali surat At-Taubah.
Kedua, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengawali surat yang beliau kirim ke raja-raja, untuk mengajak mereka masuk Islam, dengan lafadz basmalah. Seperti surat yang beliau kirim ke raja heraklius. Sebagaimana yang pernah kita bahas di:
http://www.konsultasisyariah.com/isi-surat-rasulullah-kepada-heraclius/
Ketiga, basmalah merupakan isi surat yang dikirim oleh Nabi Sulaiman ‘alaihis shalatu was salam kepada Ratu Saba’ yang ketika itu masih menyembah matahari. Allah berfirman, menceraitakan kisah mereka,
قَالَتْ يَا أَيُّهَا الْمَلَأُ إِنِّي أُلْقِيَ إِلَيَّ كِتَابٌ كَرِيمٌ ( ) إِنَّهُ مِنْ سُلَيْمَانَ وَإِنَّهُ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ ( ) أَلَّا تَعْلُوا عَلَيَّ وَأْتُونِي مُسْلِمِينَ
“Sang ratu berkata: Wahai para menteri, saya mendapatkan sepucuk surat yang mulia. Surat itu dari Sulaiman, isinya: Bismillahir rahmanir rahiim. Janganlah kalian bersikap sombong di hadapanku dan datanglah kepadaku dengan tunduk.” (QS. An-Naml: 29 – 31).
Tujuan utama Nabi Sulaiman mengirim surat ini adalah untuk mengajak mereka masuk Islam dan meninggalkan kekufurannya. Mengingat pentingnya tujuan ini, Nabi Sulaiman mengawalinya dengan basmalah.
Keempat, bacaan basmalah menjadi pemula untuk berbagai bentuk ibadah, seperti wudhu, atau mandi dan tayamum, menurut pendapat sebagian ulama. Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَا وُضُوءَ لِمَنْ لَمْ يَذْكُرِ اسْمَ اللَّهِ تَعَالَى عَلَيْه
“Tidak ada wudhu bagi orang yang tidak menyebut nama Allah (membaca basmalah).” (HR. Abu Daud 101 dan dishahihkan al-Albani).
Hadis ini berbicara tentang wudhu, namun ulama mengqiyaskannya untuk mandi dan tayamum, karena semuanya adalah kegiatan bersuci.
Kelima, perlindungan dari setan ketika makan
Orang yang makan atau minum dengan didahului membaca basmalah sebelumnya maka setan tidak mampu untuk turut memakannya. Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَذْكُرِ اسْمَ اللَّهِ تَعَالَى فَإِنْ نَسِىَ أَنْ يَذْكُرَ اسْمَ اللَّهِ تَعَالَى فِى أَوَّلِهِ فَلْيَقُلْ بِسْمِ اللَّهِ أَوَّلَهُ وَآخِرَهُ
“Apabila salah seorang di antara kalian makan, maka hendaknya ia menyebut nama Allah Ta’ala. Jika ia lupa untuk menyebut nama Allah Ta’ala di awal, hendaklah ia mengucapkan: “Bismillaahi awwalahu wa aakhirohu (dengan nama Allah pada awal dan akhirnya)”.” (HR. Abu Daud no. 3767 dan At Tirmidzi no. 1858. At Tirmidzi dan dishahihkan al-Albani).
Dari hudzaifah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ الشَّيْطَانَ لَيَسْتَحِلُّ الطَّعَامَ الَّذِى لَمْ يُذْكَرِ اسْمُ اللَّهِ عَلَيْهِ
“Sesungguhnya setan dibolehkan makan makanan yang tidak dibacakan nama Allah ketika hendak dimakan.”(HR. Abu Daud no. 3766 dan dishahihkan al-Albani)
Keenam, penjagaan dari gangguan setan ketika berhubungan badan
dari Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَوْ أَنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا أَرَادَ أَنْ يَأْتِىَ أَهْلَهُ قَالَ: “بِاسْمِ اللَّهِ، اللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا“، فَإِنَّهُ إِنْ يُقَدَّرْ بَيْنَهُمَا وَلَدٌ فِى ذَلِكَ لَمْ يَضُرَّهُ شَيْطَانٌ أَبَدًا
“Jika salah seorang dari kalian (suami) ketika ingin menggauli istrinya, dan dia membaca doa: ‘Dengan (menyebut) nama Allah, …dst’, kemudian jika Allah menakdirkan (lahirnya) anak dari hubungan intim tersebut, maka setan tidak akan bisa mencelakakan anak tersebut selamanya.” (HR. Bukhari no.141 dan Muslim no.1434)
Ketujuh, penghalang antara pandangan jin dan aurat manusia.
Seperti yang sering kita bahas, kita tidak bisa melihat jin, namun jin bisa melihat kita dalam semua keadaan. Tidak segan-segan, jin yang kurang bertanggung jawab, juga akan melihat kita dalam posisi ketika tidak berbusana. Untuk menanggulangi hal ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan agar ketika buka pakaian, kita tidak lupa membaca basmalah.
Dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
سَتْرُ مَا بَيْنَ أَعْيُنِ الجِنِّ وَعَوْرَاتِ بَنِي آدَمَ: إِذَا دَخَلَ أَحَدُهُمُ الخَلَاءَ، أَنْ يَقُولَ: بِسْمِ اللَّهِ
“Penghalang antara mata jin dengan aurat bani Adam, apabila kalian masuk kamar kecil, ucapkanlah bismillah.” (HR. Turmudzi 606 dan dishahihkan al-Albani).
Kedelapan, penghalang setan untuk membuka tempat barang berharga.
Beberapa harta berharga yang kita simpan di malam hari, juga akan menjadi incaran setan. Dia berusaha mengganggu kita dengan mengotori makanan atau mengambil barang berharga itu. Untuk mengatasi hal ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan umatnya agar ketika menutup semua makanan dengan membaca basmalah.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
غَطُّوا الْإِنَاءَ، وَأَوْكُوا السِّقَاءَ، وَأَغْلِقُوا الْبَابَ، وأطفؤا السِّرَاجَ، فإن الشَّيْطَانَ لَا يَحُلُّ سِقَاءً، ولا يَفْتَحُ بَابًا، ولا يَكْشِفُ إِنَاءً، فَإِنْ لم يَجِدْ أحدكم إلا أَنْ يَعْرُضَ على إِنَائِهِ عُودًا وَيَذْكُرَ اسْمَ اللَّهِ، فَلْيَفْعَلْ
“Tutuplah bejana, ikatlah geribah (tempat menyimpan air yang terbuat dari kulit), tutuplah pintu, matikanlah lentera (lampu api), karena sesungguhnya setan tidak mampu membuka geribah yang terikat, tidak dapat membuka pintu, dan tidak juga dapat menyingkap bejanan yang tertutup. Bila engkau tidak mendapatkan tutup kecuali hanya dengan melintangkan di atas bejananya sebatang ranting, dan menyebut nama Allah, hendaknya dia lakukan.” (HR. Muslim)
Kesembilan, menghalangi setan menginap di dalam rumah
Bacaan basmalah diucapkan ketika masuk rumah, bisa menjadi penghalang bagi setan untuk ikut memasukinya atau menginap di dalamnya.
Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا دَخَلَ الرَّجُلُ بَيْتَهُ، فَذَكَرَ اللهَ عِنْدَ دُخُولِهِ وَعِنْدَ طَعَامِهِ، قَالَ الشَّيْطَانُ: لَا مَبِيتَ لَكُمْ، وَلَا عَشَاءَ، وَإِذَا دَخَلَ، فَلَمْ يَذْكُرِ اللهَ عِنْدَ دُخُولِهِ، قَالَ الشَّيْطَانُ: أَدْرَكْتُمُ الْمَبِيتَ، وَإِذَا لَمْ يَذْكُرِ اللهَ عِنْدَ طَعَامِهِ، قَالَ: أَدْرَكْتُمُ الْمَبِيتَ وَالْعَشَاءَ
“Jika seseorang masuk rumahnya dan dia mengingat nama Allah ketika masuk dan ketika makan, maka setan akan berteriak: ‘Tidak ada tempat menginap bagi kalian dan tidak ada makan malam.’ Namun jika dia tidak mengingat Allah ketika masuk maka setan mengatakan, ‘Kalian mendapatkan tempat menginap’ dan jika dia tidak mengingat nama Allah ketika makan maka setan mengundang temannya, ‘Kalian mendapat jatah menginap dan makan malam’.” (HR. Muslim).
Kesepuluh, menjadi syarat halalnya hewan sembelihan
Diantara keberkahan basmalah, orang yang menyembelih binatang dengan menyebut basmalah, hewan sembelihannya bisa menjadi halal. Sebaliknya, orang yang menyembelih binatang tanpa mengucapkan basmalah, baik disengaja maupun lupa, sembelihannya batal, dan hewan itu tidak boleh dimakan. Allah berfirman,
وَلَا تَأْكُلُوا مِمَّا لَمْ يُذْكَرِ اسْمُ اللَّهِ عَلَيْهِ وَإِنَّهُ لَفِسْقٌ
“Janganlah kalian makan (hewan) yang tidak disebutkan nama Allah ketika menyembelihnya. Itu sesuatu yang fasik (tidak halal).” (QS. Al-An’am: 121).
Allahu a’lam
Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina www.KonsultasiSyariah.com)
April 22, 2014
No comments
Bayan KH. Khuzairon
KH. Udzairon - Temboro
Syuro Indonesia : Jawa Timur, Madiun.
Bayan Maghrib
Asskm Wr Wb,
Setiap kerja ada Modalnya, dan Modal dari usaha agama ini adalah keyakinan yang shahih, yaitu :
1. Keyakinan yang shahih kepada Allah Swt
2. Keyakinan yang shahih kepada Rasullullah Saw
3. Keyakinan yang shahih kepada Kitabullah
4. Keyakinan yang shahih kepada adanya para Malaikat
5. Keyakinan yang shahih kepada Negeri Akherat yang abadi
6. Keyakinan yang shahih kepada Keputusan Allah ( Qadha dan Qadhar )
Rasullullah Saw memegang janggutnya, lalu berkata :
“Aku beriman dengan Taqdir Allah atau ketentuan Allah, baik ketentuan
yang baik dan yang buruk, baik ketentuan yang manis maupun yang pahit.
Semuanya adalah dari Allah Swt.”
Seluruh para Nabi dan Rasul, yang ditugaskan untuk usahakan agama, maka
semuanya dibekali dengan keyakinan. Nabi Musa AS diutus untuk dakwah ke
Mesir oleh Allah Swt, mendapati medan yang begitu berat yaitu
menghadapi penguasa lalim Fir’aun Laknatullah Alaih. Firaun saat itu
adalah seseorang yang mempunyai kekuasaan, mempunyai kerajaan,
mempunyai tahta, mempunyai tentara, mempunyai harta, dan segala macam
asbab. Sementara Nabi Musa AS diutus Allah Swt untuk buat usaha atas
agama di mesir tidak dimodali asbab apapun. Nabi Musa AS dalam
menghadapi Firaun hanya membawa baju yang terpakai dan tongkat saja.
Bajunya juga baju yang lama, yang dia pakai sehari-hari, dan tongkatnya
juga yang lama, yang dipakai untuk mengembala kambing dan untuk
bersandar. Jadi tidak ada hal-hal baru secara meteri atau dzohir dari
diri Nabi Musa AS, yang baru hanya keyakinan dalam hati saja. Allah Swt
telah tanamkan keyakinan dalam diri Musa AS, keyakinan akan
Qudratullah :
“Innani annalloha la illaha illa ana, fa’budni, wa akimisholata lidzikri”
Artinya : “Sesungguhnya aku ini adalah Allah, tidak ada tuhan yang patut disembah selain Aku…”
Maksudnya apa :
1. Tidak ada yang perlu ditakuti dengan sebenar-benarnya selain Allah Swt
2. Tidak ada yang patut dicintai dengan sebenar-benarnya selain Allah Swt
3. Tidak ada yang perlu diagungkan dengan sebenar-benarnya selain Allah Swt
4. Tidak ada yang perlu di tunduki dengan sebenar-benarnya selain Allah Swt.
5. Tidak ada yang perlu diharapkan dengan sebenar-benarnya selain Allah Swt.
Inilah pembakalan yang diberikan kepada Musa AS oleh Allah Swt yaitu
mengenal Allah Swt. Setelah mengenal Allah Swt, maka berikutnya Musa AS
diberikan jalan untuk berhubungan dengan Allah Swt yaitu dengan sholat.
Begitu juga dengan Nabi Saw yang di utus keseluruh alam oleh Allah Swt,
juga tidak dibekali dengan kebendaan ataupun asbab-asbab dzohir apapun.
Ketika beliau masih kecil, Allah Swt telah kirim Jibril AS untuk
membedah dada Nabi SAW, mengambil daripada Hati Nabi SAW untuk dicuci
dengan air zamzam. Kemudian Jibril AS membawa suatu wadah yang berisikan
Iman dan Hikmah untuk dimasukkan kedalam hati Nabi Saw. Begitu juga
ketika Nabi Saw hendak menjadi Nabi, maka kejadian yang sama terulang
kembali, dada nabi Saw dibedah kembali untuk di ambil hatinya
dibersihkan kembali dan di isi dengan Iman dan Hikmah. Kejadian ini
menurut ulama berulang sampai 3 kali :
1. Ketika masih kecil / anak-anak
2. Ketika remaja menjelang menjadi Nabi
3. Ketika hendak Isra’ Mi’raj
Nabi Saw tidak diberikan benda-benda atau materi-materi keduniaan,
tetapi diberikan Iman dan Hikmah. Kitapun juga seperti itu, bahwa
keyakinan yang betul terhadap Allah Swt merupakan modal terpenting dalam
usaha agama ini :
1. “Allahu kholiku kulli syai” : Allah pencipta segala sesuatu
2. “Allahu al qodir ala kulli syai” : Allah berkuasa atas segala sesuatu
3. “Allahu al alim bikulli syai” : Allah yang mengetahui segala sesuatu
Apa yang dikehendaki oleh Allah pasti terjadi, dan apa yang tidak dikehendaki oleh Allah pasti tidak akan terjadi :
“Innama amruhu Idza arroda syai’an an yakullu kun fa yakun” : “Jika
Allah menghendaki menciptakan sesuatu maka Allah hany berfirman : “Kun”
maka akan terjadi”
Allah Swt menciptakan yang besar dan yang kecil dengan cara yang sama,
begitu juga dengan surga dan neraka, dunia dan akherat, hanya dengan
kata-kata : “Kun” – “Jadilah”, maka langsung terjadi. Perkara besar dan
perkara kecil disisi Allah sama saja, diciptakan dengan “Kun” maka
langsung jadi. Di hadapan Allah Swt ini seorang Raja dengan seekor
nyamuk ini sama saja. Kalau Allah menghendaki bisa saja Raja membunuh
nyamuk, jika Allah menghendaki bisa saja nyamuk membunuh raja. Semuanya
menurut Kehendak Allah Swt saja.
“Allahu lima yurid” : “Allah bertindak menurut apa yang dia mau, berbuat
apa saja yang Allah mau, tanpa ada bantuan apapun dan siapapun.”
Allah Swt :
1. Dialah yang meninggikan langit tanpa tiang
2. Dialah yang menjalankan Matahari tanpa alat
Semuanya hanya dengan “Kun” Fayakun. Allah Swt tidak perlu bantuan apa
saja dan siapa saja. Apaq yang dikehendaki Allah akan terjadi, dan apa
yang tidak dikehendaki Allah tidak mungkin terjadi. Mahluk tidak bisa
berbuat apa-apa tanpa kehendak Allah Swt termasuk denyut-denyut jantung
manusia ada dalam genggaman Allah Swt.
“Wama tasya una illa ayasha Allah” : Kamu semua tidak bisa berkehendak kecuali dengan kehendak Allah.
Dialah Allah Swt :
1. Al Muhyi yang menghidupkan, Dia lah Allah Swt adalah Al Mumit yang mematikan.
2. Ar Rofiq yang meninggikan, Al Khofiq yang merendahkan
3. Dialah Allah yang membikin orang tertawa, Dialah Allah yang membikin orang menangis
4. Dialah Allah yang membikin orang benci, dan Dialah Allah yang membikin orang cinta
Bagaimana bencinya Firaun kepada Musa AS, Nabi Musa AS belum lahir tapi
Firaun sudah benci. Saking bencinya kepada Nabi Musa AS, Firaun
menggerakkan pasukan-pasukan untuk mencari Musa AS yang masih bayi
sampai membunuh 70.000 bayi setiap tahunnya. Anehnya setelah bayi Musa
AS ada di depan mata, bukannya dibunuh, tapi mindset Firaun berubah,
malah memeliharanya. Mendadak pemikiran Firaun ini berubah, programnya
berubah yang dari ingin membunuhnya, malah Nabi Musa AS diangkat menjadi
anaknya, dipelihara oleh Firaun. Jadi pada Hakekatnya yang punya
program hanya Allah Swt.
Allah Swt yang Maha Kuat, mahluk tidak mempunyai kekuatan apa-apa :
1. Indonesia tidak kuat, yang kuat itu adalah yang menciptakan Indonesia
2. Amerika tidak kuat, yang kuat itu adalah yang menciptakan Amerika
3. China itu tidak kaya, yang kaya itu yang menciptakan negeri China
4. Jepang itu tidak pandai, yang pandai itu adalah yang menciptakan orang-orang jepang
“La illaha illallah”
Maka yang diharap hanya Allah, kalau kita punya harapan kepada selain
Allah ini namanya tidak adab kepada Allah Swt. Bukankah Allah itu Maha
Kaya dan Maha Kuasa, padahal Allah Swt sudah menyuruh kita minta kepada
Nya,kok mintanya atau berharapnya kepada selain Allah, ini namanya
tidak punya adab. Bagaiamana seorang anak punya orang tua yang sayang
pada dia dan kaya raya, tetapi si anak ini malah minta-minta, mengemis,
kepada tetangganya yang miskin lagi. Maka marahlah si orang tua :
“Anak kurang ajar (dijewer si anak), kamu ini bukannya minta padaku
malah minta pada orang lain, bukankah ayahmu ini banyak uang dan sayang
padamu, kenapa malah minta ke tetangga yang miskin. Bikin malu orang
tua saja !” Maka orang tua yang mendapatkan anaknya berlaku demikian
akan marah kepada si anak karena mengemis-ngemis kepada orang lain
dibanding meminta kepada orang tuanya. Jadi seorang hamba yang meminta
kepada selain Allah Swt ini merupakan kesalahan yang besar. Tetapi
kebanyakan manusia tidak menganggap ini suatu kesalahan.
Begitu juga dengan rasa takut kepada selain Allah Swt, ini juga
merupakan kesalahan yang besar, padahal selain Allah ini tidak bisa
berbuat apa-apa, tanpa kehendak Allah Swt. Seseorang tahu bahwa dia
dilihat oleh Allah Swt, di dengar oleh Allah Swt, tapi takutnya malah
kepada selain Allah, ini namanya tidak punya akhlaq kepada Allah Swt.
Jadi jangan menggantungkan harapan kepada selain Allah, jangan kita
takuti selain Allah, berharap dan takut hanya kepada Allah saja, inilah
sikapnya orang beriman. Malu jika berharap kepada selain Allah, malu
kalau sampai takut kepada selian Allah. Syaidina Abdullah Ibnu Umar RA
ketika memegang kepala singa berkata : “Saya malu kalau saya takut
kepada selain Allah.” Maka kita luruskan keyakinan kita kepada Allah,
sehingga kita senantiasa dalam setiap keadaan dapat tawajjuh kepada
Allah Swt. Kerja Dakwah ini sangat berhajat kepada ketawajuhan kita
terhadap Allah Swt. Semua kerja perlu tawajjuh kepada Allah Swt karena
kita ini tidak dapat melakukan apa-apa tanpa pertolongan Allah Swt. Da’i
ini hakekatnya kata masyeikh kita wajahnya menghadap mahluk, tapi
hatinya hanya menghadap kepada Allah Swt. Da’i ini dzohirnya mengetuk
pintu-pintu rumah, tapi hakekatnya sedang mengetuk-ngetuk pintu hidayah
Allah Swt.
Ketika Rasullullah Saw memegang baju umar lalu mengatakan : “Wahai umar
apakah kamu tidak akan jera-jera untuk berada dalam kekufuran sampai
datang murka Allah kepada kamu ? Ya Allah berikanlah hidayah kepada
Umar.” Lalu Umar RA langsung mengucapkan, “Ashadu alla illaha illallah
wa ash hadu anna Muhammadar rosullullah.”
Setiap orang bertanya ini kiatnya bagaimana agar bisa mengeluarkan
rombongan-rombongan untuk keluar dijalan Allah. Mudah saja, andaikata
kita selalu dalam keadaan Tawajjuh kepada Allah Swt, sehingga Allah
berkenan menyelesaikan masalah kita, maka semua masalah akan selesai.
Kesulitan apa saja, andaikan kita mau tawajjuh kepada Allah, Tawakkal
kepada Allah Swt, nanti Allah akan selesaikan masalah kita.
Nabi Musa AS menghadapi masalah di depannya ada lautan, sedangkan di
belakang ada pasukan Firaun yang siap membantai Nabi Musa AS dan Bani
Israil. Semua orang ketika itu dalam ketakutan dan berputus asa. Nabi
Musa AS mengajarkan kepada kita kiat menyelesaikan masalah. Apa itu ?
yaitu Tawajjuh kepada Allah Swt :
“Innama iyya Robbi sayahdeen” : “Tuhanku bersamaku” dia akan memberi petunjuk kepadaku.
Akhirnya selesai masalah. Begitu pula apa yang di contohkan oleh Nabi
Ibrahim AS dalam menyelesaikan masalah yaitu ketika menghadapi Namruts
Laknatullah Alaih dengan pasukan-pasukannya. Bagaimana Nabi Ibrahim
menyelesaikan masalah yaitu dengan Tawajjuh kepada Allah :
“Hasbunallah” : “Cukup Allah saja sebagai penolongku”
Akhirnya datang penolongan Allah Swt. Begitu juga junjungan kita Nabi
Saw, ketika menghadapi masalah, dikejar-kejar orang kafir Quraish hendak
dibunuh, yaitu tawajjuh kepada Allah Swt :
“Innalloha Ma ana” : “Allah bersama kita”
Akhirnya datang pertolongan Allah Swt. Begitu juga para sahabat RA dalam
menghadapi masalah yaitu dengan Tawajjuh kepada Allah Swt, maka semua
masalah mereka Allah selesaikan. Jadi untuk menyelesaikan masalah yang
ada tidak ada jalan selain Tawajjuh kepada Allah, tambah tawakkal,
tambah takut kepada Allah, dan tambah harap hanya kepada Allah. Inilah
satu-satunya dalam menyelesaikan masalah.
Kisah :
Seorang ulama ber doa terus berdoa, maka setiap berdoa keluar kata-kata,
“Doa kamu tidak diterima.” Dia terus berdoa lagi, maka tetap keluar
kata-kata seperti itu, “Doa kamu tidak diterima.” Walaupun keluar
kata-kata seperti itu dia tetap terus berdoa. Sangking seringnya keluar
kata-kata seperti itu, sampai-sampai muridnya bisa mendengarkan suara
tersebut. Maka suatu ketika pergilah ulama untuk melaksanakan Haji, lalu
berdoalah dia di depan kabah bersama murid-muridnya. Namun tetap saja
setiap kali berdoa didepan ka’bah, maka suara itu tetap mengatakan,
“Do’a kamu tidak diterima.”
Akhirnya si murid nya berkata : “Wahai syekh, setiap kali anda berdoa,
selalu keluar suara seperti itu, “doa kamu tidak diterima”, tapi kenapa
syekh tetap terus berdoanya.”
Si ulama tadi berkata : “Kamu tahu sudah berapa lama aku mendengarkan suara seperti itu ?”
si murid bilang : “Tidak tahu.”
Si ulama tadi mengatakan : “Aku sudah mendengarkan suara itu selama 40
tahun. Setiap saya doa musti keluar suara seperti ini, “Doa kamu tidak
diterima” ?”
Lalu si murid menanyakan : “Kenapa tetap berdoa kalau keadaannya seperti itu ?”
Si ulama itu mengatakan : “Kalaupun Allah Swt menolak doa saya sejuta
kali, maka saya akan balik lagi untuk berdoa lagi sejuta kali, habis
siapa yang bisa mengabulkan doa saya selain Allah Swt. siapa yang bisa
menolong saya selain Allah ? kalau doa saya ditolak, maka saya akan
balik lagi berdoa. Ditolak lagi, saya balik lagi berdoa, saya akan
berbuat terus seperti itu. Ini karena saya mau cari siapa, tidak ada
lagi tuhan selain Allah. Siapa lagi yang bisa memperkenankan doa saya
selain Allah ? Ada tuhan mana lagi selain Allah ?” Setelah targhib yang
ulama berikan ini kepada muridnya, tiba-tiba keluar suara tersebut,
“Sekarang doa kamu sudah diterima.”
Maka kita tawajjuh terus kepada Allah, doa terus kepada Allah, jangan putus asa. Cerita ini didukung oleh suatu hadits :
“Tidak henti-hentinya seorang hamba itu mengucapkan, “Ya Allah….. Ya Allah….” Akhirnya diterima juga.” ( Mahfum Hadits )
Jadi tidak cukup sekali berdoa itu. Doa lagi, “Maza’ala”, terus do’a
lagi, “La ya zallu”, tidak henti henti. Sampai akhirnya diterima juga
doanya oleh Allah Swt. Inilah hakekat usaha kita. Usaha kita ini bukan
untuk banyak-banyakan orang, tapi bagaimana mempunyai hubungan benar
dengan Allah.
“Barangsiapa yang mendapatkan Allah maka dia telah mendapatkan
segala-galanya. Barangsiapa yang telah kehilangan Allah, dia telah
kehilangan segala-galanya.”
Allahlah penguasa segalanya, pembuat keputusan atas segala sesuatu, maka
barangsiapa yang mendapatkan Allah, maka dia telah mendapatkan
segalanya. Inilah pentingnya kenapa kita harus punya hubungan baik
dengan Allah Swt, karena barangsiapa yang telah kehilangan Allah,
hakekatnya dia telah kehilangan segala-galanya. Inilah Targhib yang
diberikan oleh Syeikh Abdul Wahab ketika datang di jakarta 2008 kemarin,
dari waktu isya sampai makan jam 11 malam, hanya ini intinya
diulang-ulang oleh beliau. Inilah bekal kerja agama, tawajjuh kepada
Allah, doa siang dan malam kepada Allah.
Setelah kita Tawajjuh kepada Allah, maka langkah yang kedua adalah
bagaimana kita menyibukkan diri kita dalam perintah-perintah Allah. Nabi
Saw katakan dalam hadits qudsi :
“Ma taqoroba ilaiya abdi fi mislih ma tarobtuhu alaih”
“Tidak ada cara untuk mendekatkan diri kepada Allah melebihi amalan-amalan fardhu.” :
1. Jaga Sholat Wajib
2. Jaga Puasa
3. Jaga Zakat
4. Jaga Haji bagi yang mampu
Beli rumah 100 juta mampu kok haji tidak mampu ? beli mobil 50 juta
mampu tapi haji kok tidak mampu ? ini bukan tidak mampu namanya, tapi
tidak mau. Jadi amalan-amalan fardhu harus dijaga. Bahkan menurut Imam
Al Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddeen jilid satu yang termasuk harus di
jaga adalah Dakwah, karena fardhu ‘Ain.
Pemikiran Imam Ghazali di Kitab Ihya Ulumuddin terhadap Dakwah :
Imam Ghazali katakan zaman ini adalah zaman kebanyakan manusia sudah
lalai kepada Allah. Ini beliau katakan 500 tahun hijriah, dimana
wali-wali masih dimana-mana. Maka di zaman ini kalau kita tidak datang
ke rumah-rumah menemui setiap orang, bagaimana mereka mau ingat kepada
Allah. Maka hari ini adalah fardhu ‘Ain untuk setiap orang bergerak
menemui setiap orang mengingatkan mereka kepada Allah.
Jadi pemikiran tentang Dakwah itu adalah penting ini bukan hanya dari
satu ulama saja, seperti Syeikh Ilyas Rah.A saja, tetapi juga imam
Ghazali, bahkan sampai ke Rasullullah SAW sekalipun. Namun alangkah
sedikitnya manusia yang memperhatikan perkara ini. Padahal tidak ada
cara untuk mendekatkan diri kepada Allah melebihi daripada mengerjakan
amal-amal fardhu.
Dan tidak henti-hentinya seorang hamba mengerjakan amal-amal sunnah (
bukan sekali saja tapi secara terus menerus, dari : Sholat Sunnah, Puasa
Sunnah, Dzikir harian, bacaan Quran, sodaqoh, secara terus menerus ),
akhirnya dicintai oleh Allah Swt. Jaman dulu waktu baru pertama kali
keluar 3 hari maka semangat bahkan diulang-ulang adab tidur, adab makan,
dan adab masuk mesjid, tetapi sesudah jadi orang lama tidak
dipraktekkan lagi, tidak di mudzakarohkan lagi, bosan katanya, tidak
perlu adab tidur lagi dan tidak perlu adab makan lagi. Ini namanya
pensiun dari mengamalkan sunnah Nabi Saw.
Apabila seseorang sudah dicintai oleh Allah Swt, maka Allah akan
memberkati matanya, memberkati mulutnya, memberkati tangannya,
memberkati seluruh kehidupan orang tersebut, seperti para sahabat RA.
Umar RA ini seorang khalifah seperti kita tangannya hanya dua saja,
namun dari tangan yang Allah berkati ini mampu mengatur seluruh manusia
dari ujung ke ujung dunia. Ini namanya Barokah dalam pengaturan dari
Allah Swt. Bagi umar cukup berteriak dari madinah sambil mengayunkan
tangannya, pasukannya yang sedang berperang ribuan killometer dari
madinah mampu mendengar perintah Umar RA. Namun lihat kita hari
bagaimana keadaan kita begitu jauh dari umar RA, mengatur satu mahalah
saja tidak becus. Masya Allah, Allahu Akbar.
Inilah keadaan kita hari ini kurang Barokah dari Allah Swt. Kenapa ? ini
karena kita tidak menjaga daripada amal-amal sunnah kita dengan
sungguh-sungguh. Kita harus menjaga dengan sungguh-sungguh dari amal
sunnah yang dzohir dan yang bathin. Amal-amal dzohir seperti sunnah
makan, sunnah tidur. Sedangkan amal bathin ini seperti sunah-sunnah dari
akhlaq rasullullah SAW seperti memaafkan orang. Nabi SAW sifatnya itu
senantiasa memaafkan orang. Orang semakin berbuat jahil kepada Nabi
SAW, maka Nabi SAW semakin berbuat baik, semakin lembut kepada orang
itu. Keburukan dibalas dengan kebaikan, ini merupakan sifat Nabi SAW
yang disebutkan dalam kitab Taurat sebagai Nabi Akhir jaman. Inilah
yang namanya Akhlaq sunnah memaafkan, sementara kalo kita ini temen
berbuat salah kita inget-inget terus, sementara kita tidak pernah inget
kebaikan-kebaikannya. Ini namanya bukan Akhlaq sunnah. Akhlaq sunnah
itu kita senantiasa melihat kebaikan orang, dan jangan melihat
keburukannya. Inilah akhir zaman, jangan kita ini menuntut teman kita
ini berlebih-lebihan, lihatlah kebaikan-kebaikannya. Dengan cara ini
maka akan timbul kasih sayang satu sama lain dan kesatuan hati, inilah
asbab terbaik turunnya pertolongan Allah. Umat ini jika sudah tidak satu
hati, walaupun dipimpin oleh cucu Nabi SAW, namun karena umat dalam
keadaan tidak rukun, dipimpin oleh oleh sealim-alimnya manusia, ummat
tidak bisa jalan alias tidak berfungsi alias kacau balau. Seperti mobil
yang sudah bobrok, walaupun didatangkan supir ahli, seorang pembalap
kaliber dunia, ini sama aja tidak akan bisa jalan. Jadi kalau mobil
bobrok, supir jepang yang ahli dengan supir dari jawa, ya sama aja.
Namun kalau mobil bagus dan baik kondisinya, tidak perlu supir dari
jepang, supir dari temboro aja bisa jalan mobil tersebut dengan baik.
Intinya kita ini jangan suka menyalah-nyalahkan orang, contoh :
gara-gara si anu kerja ini jadi gak bisa jalan, gara-gara dialah kerja
ini buntu. Di fikiran orang seperti ini yang ada hanyalah “Saya risau
dengan dia ini”, kenapa dia tidak risau pada dirinya sendiri dulu (sibuk
merisaukan orang lain tapi tidak risau sama diri sendiri).
Nabi SAW bersabda :
“Man khola khalaqannas fa huwa ahlaquhum au ahlaqahum” artinya :
“Barangsiapa yang mengatakan bahwa manusia sudah rusak, maka dia inilah
yang paling rusak”.
Menurut Ulama makna dari hadits ini ada 2 :
1. Dianya yang rusak
2. Dia jadi asbab rusaknya orang lain ( dianya yang merusak orang lain )
Jadi sebagai Da’i itu harus lihat kebaikan-kebaikan orang, akhirnya
melihat orang itu seneng. Walaupun hanya 1 temen dia akan merasa senang,
dia syukurin pertemanannya dengan satu orang ini. Akhirnya asbab
syukurnya ini Allah Swt tambah temannya. Tambah satu teman, disyukurin
lagi, pandang kebaikannya lagi, disayang lagi, akhirnya Allah Swt tambah
temannya lagi terus hingga temannya menjadi banyak. Beda dengan jika
banyak teman tidak disyukurin, dimarahin terus temannya, prasangka buruk
terus, dilihat keburukannya aja, lama-kelamaan temannya
meninggalkannya, hingga dia tidak punya teman. Teman ini walaupun dia
tidak mau ditaskil atau berbeda pandangan dengan kita, minimal dia
seorang islam ini sudah mencukupi fadhilahnya. Jika kita bertemu
mengucapkan salam, itupun kita dapat pahala. Kita bersalaman, dosa-dosa
kita berguguran. Apalagi kalau dia mau diajak keluar di jalan Allah
maka akan bertambah-tambah lagi fadhilahnya. Inilah Akhlaq Nabi SAW,
sunnah didalam Akhlaq, yaitu suka memaafkan dan memandang kebaikan
orang lain. Maka akhirnya dimana-mana bicara kebaikan, sehingga
kebaikan dimana-mana tersebar.
Syech Abdul Wahab katakan :
“Da’i ini juka sudah mudzakaroh mengenai kelemahan atau aib temannya maka ini akan menyebabkan kerja ini menjadi lemah.”
Maulana Umar Rah.A cerita :
Ada suatu rombongan dari suatu negeri datang ke masyeikh untuk
membeberkan kekurangan dan kelemahan syuro di negerinya. Setiap orang di
rincikan masalah dan kekurangan mereka. Sehingga Maulana Umar
bertanya, “Kenapa nama kamu tidak ditulis disini ? apakah kamu tidak
punya kelemahan, tidak punya ya ?” jangan kamu lihat kelemahan
orang-orang itu sehingga kamu tidak akan bisa kerja sama. Akibatnya
kerja dakwah ini akan terhenti. Lihatlah kebaikan-kebaikan mereka.”
Cerita ulama jaman dulu :
“Dulu ada kisah seorang bernama si fulan. Si fulan ini setiap ketemu
orang langsung mencium bau busuk dan mencibirnya. Di rumahnya dia ketemu
istrinya marah dia bilang istrinya ini bau busuk sekali. Ketemu
ayahnya marah, dia bilang kok bau busuk sekali. Lalu ke mesjid begitu
juga, ketemu ulama dia bilang ini ulama kok bau busuk sekali.
Kemana-mana pergi dia marah-marah bilang semua orang busuk. Sehingga
akhirnya datanglah seorang temannya menasehatinya untuk tidak seperti
itu. Lalu si fulan katakan, “Ya memang keadaannya seperti itu semua
orang bau busuk.” Teman nya bilang jangan seperti itu, bau busuk itu
dikarenakan di hidung kamu itu ada kotoran tai ayam nempel di dalam
hidung kamu. Terkejut dia mendengarnya dia langsung pulang membersihkan
hidungnya. Setelah dibersihkan hidungnya, diberi pembersih dan
pewangi, sehingga kini dia ketemu istrinya kok jadi wangi, begitu juga
ketemu ayahnya, ketemu ulama di mesjid juga begitu, semua orang jadi
wangi. Akhirnya dia sadar rupanya selama ini yang bermasalah itu
hidungnya.”
Inilah gambaran bagaimana orang jaman dulu memberi nasehat yah seperti
ini penuh dengan hikmah. Jadi ketika menuduh orang lain buruk atau
melihat keburukan orang lain, sesungguhnya itu sebenarnya datang dari
keburukan diri sendiri. Orang baik itu ya ngeliat apa aja ya baik saja.
Ada laki perempuan sedang berjalan, maka orang baik ini akan memandang
“Wah ini suami isteri mesra sekali.” Tetapi kalau orang buruk dia akan
memandang, “Wah ini pasti mau zina mereka”. Jadi kalau orang baik itu
melihat suatu perkara ya baik aja, sehingga yang datang yang baik-baik
sama dia. Kita tidak akan bisa buat usaha dakwah kecuali dengan melihat
kebaikan orang. Kalau ini bisa dilakukan, maka orang seperti ini hanya
akan melihat kebaikan pada orang atau ummat, sehingga dia jatuh cinta
pada ummat, sayang kepada ummat, dan mau usaha atas ummat. Inilah akhlaq
Rasullullah SAW. Walaupun sudah diperlakukan sedemikian rupa oleh abu
jahal, tapi beliau masih berharap keislamannya. Sebagaimana umar ketika
masih membenci islam habis-habisan, tapi Nabi SAW masih berharap
keislamannya Umar RA, “Ya Allah kuatkan islam dengan islamnya Umar ibn
Khottob”.
Jadi tidak hentinya seseorang itu secara terus menerus mencintai dan
mengamalkan sunnah Nabi SAW, sehingga dia dicintai Allah Swt. Jika Allah
Swt sudah mencintai hambanya maka kehidupannya akan diberkati.
Pembicaraannya, tangannya, matanya, kakinya, perdagangannya, semua
diberkati oleh Allah Swt. Seorang kalau sudah diberkati oelh Allah
walaupun usahanya yang kelihatan hanya sedikit tetapi hasilnya bisa
besar. Seperti Ali RA ketika dia sedang mengumpulkan kabilah Hamadan di
yaman, beliau hanya bicara 5 menit saja, “Saya di utus oleh Rasullullah
SAW untuk mengajak kalian semua masuk islam.” Mendengar pembicaraan
Ali yang sedikit ini langsung satu suku semuanya masuk islam padahal
belum dijelaskan tentang islam dan aturannya bagaimana. Ini asbab
kata-kata Sayidina Ali RA ini betul-betul diberkati oleh Allah Swt.
Sehingga sangking gembiranya sayidina Ali membuat syair, “Seumpama saya
ini sebagai juru kunci surga, maka nanti orang yaman ini saya masukan
surga duluan, karena orang yaman ini di taskil sangat gampang.” Jadi
amal-amal infirodhi kita ini sangat penting sehingga amal ijtimai kita
diberkati oleh Allah Swt. Sehingga Allah katakan :
1. Jika dia berdoa kepadaKu pasti akan Aku berikan
2. Jika dia mohon perlindungan kepada Ku pasti akan saya lindungi
Ini jika orang sudah mengerjakan sunnah dijaga secara terus menerus,
sunnah dalam akhlaq, sunnah dalam ibadat. Para Masyeikh kita
amalan-amalan sunnah ini dijaga luar biasa. Saya membaca sejarah
kehidupan Hadratji Innamul Hasan yang ditulis oleh Maulana Syahid di
pesantren Deoband India. Beliau katakan bahwa syekh Innamul Hasan ini
sehari membaca Quran ini 15 Juz, maka dalam 2 hari pasti khattam.
Dzikirnya tiap hari 70.000 lafadz, duduknya 4 jam khusus untuk dzikir
setiap harinya. Padahal kesibukan beliau dalam dakwah, mengajar,
khidmat, ini luar biasa sekali tetapi masih sempat untuk istiqomah dalam
amalan infirodhi. Walaupun dengan kesibukan beliau yang luar biasa,
namun tetap amal-amal infirodhinya, amalan pribadi, terjaga secara
istiqomah sehingga kerja-kerja beliau yang secara ijtimai ini diberkati.
Ini sebetulnya bukan perkara yang aneh, karena Nabi SAW juga seperti
itu bahkan diberitakan di dalam Al Quran, bagaimana Tahajjudnya Nabi SAW
separuh malam. Jika Malam itu adalah 12 jam maka tahajjudnya Nabi SAW
ini minimum 4 jam dan kebanyakan 6 jam. Maka orang-orang yang menjaga
amalan-amalan seperti inilah yang digunakan Allah untuk kerja-kerja
besar.
Dalam Suatu Hadits dikatakan :
“Apabila Allah sudah mencintai seseorang, maka Allah akan panggil Jibril
untuk mengumumkan, “Hai Jibril Aku sudah mencintai si fulan maka
cintailah dia”. Lalu Jibril akan mengumumkan kepada penduduk langit
(seluruh malaikat) , “Hai para penduduk langit Allah mengatakan bahwa
Allah sudah mencintai si fulan maka cintailah dia. Jika penduduk langit
sudah mencintai dia, maka penduduk bumipun akan mencintai dia.”
Sekarang kita balikkan kenapa orang-orang mahalah ini susah kita temuin,
jika kita datangin malah terusik dan terganggu. Ini mungkin karena
penduduk langit belum mencintai kita, kenapa ? mungkin karena kita
kebanyakan tidur, tidak menjaga dari pada amalan sunnah dan amalan
infirodhi (pribadi/sendirian) kita. Ini karena penduduk langit tidak ada
yang tidur, sehingga mereka melihat kita ini bosen, tidur melulu :
Taklim tidur, Bayan tidur, penanggung jawab lagi, bagaimana ini ?
Jadi manusia ini jika sudah dicintai oleh ahli langit maka dia akan
dicintai oleh ahli bumi. Kalau orang itu sudah dicintai oleh ahli
langit, maka mengajak orang kepada kebaikan itu mudah, ditaskil itu
mudah. Maka bagaimana kita ini senantiasa dalam kerja agama ini arahnya
itu mempercantik amalan kita di hadapan Allah Swt.
Syekh Maulana Ilyas Rah.A. katakan :
“Yang saya khawatirkan nanti akan terjadi dimana orang itu seperti usaha
agama, namun disisi Allah tidak sedang usaha agama. Mengapa bisa
begitu ? ini karena maksud usaha agama ini bagaimana diri kita ini
sifatnya tambah baik, yakinnya tambah kuat, ketaatannya pada Allah Swt
meningkat, kecintaannya kepada sunnah semakin bertambah, sholatnya
makin khusyu, ilmunya semakin bertambah, inilah maksud usaha agama.
Tapi hari ini orang usaha agama hanya untuk orang lain saja bukan untuk
diri sendiri. Inilah yang dimaksud kita disisi manusia terlihat
seperti usaha agama tetapi disisi Allah bukan sedang usaha agama.”
Kargozari Nizamuddin :
Suatu Jemaah pulang ke markaz Nizammuddin lalu buat kargozari dihadapan
masyeikh. Mereka bilang alhamdullillah kita sudah keluar 4 bulan,
mesjid yang kami datangin ada sekian, mesjid yang meningkat amalan
maqominya sekian, jemaah yang keluar banyak sekali. Lalu hadratji
Inamul hasan katakan ini yang kalian kargozari baru sifat yang ke enam,
yaitu dakwah wa tabligh, tapi bagaimana kargozari lima sifat yang lain
? bagaimana peningkatan keyakinan kalian kepada Allah, bagaimana
amalan sunnah kalian, bagaimana peningkatan qualitas sholat kalian,
bagaimana peningkatan ilmu dan dzikir kalian, bagaimana khidmat kalian
kepada sesama saudara kalian, bagaimana taklim kalian, bagaimana akhlaq
kalian ? kok kargozarinya hanya yang ke enam saja.
Maka hari ini kita usaha agama Hakikatnya hanya satu saja yaitu untuk
mendekatkan diri kita kepada Allah, untuk mendapatkan Ridho Allah, bukan
untuk mencari yang lain. Caranya sejauh mana kita bisa menjaga
daripada sunnah-sunnah Nabi SAW, sejauhmana kita mempunyai sifat-sifat
yang dicintai Allah Swt, sejauhmana kita bisa taat kepada Allah Swt.
Ulama katakan jika kita ini sudah memiliki sifat taat ini, setiap
kerjanya jadi barokah. Seperti Nabi Musa AS kerjanya sederhana saja
menggiring kambing dengan tongkat, mengambil buah-buahan dengan
tongkatnya, namun asbab ketaatan jadi barokah, sekali memungkulkan
tongkat kelautan menyelesaikan seluruh masalah. lautan bisa taat pada
tongkat Musa, namun hakekatnya adalah tongkat musa ini dipukulkan atas
dasar perintah Allah Swt. Ini karena Nabi Musa ini kerja berdasarkan
ketaatan kepada Allah Swt hingga semua kerjanya jadi Baroqah.
Seorang sahabat diperintah Nabi Saw dalam suatu perjalanan, ketika itu
Nabi SAW sedang mau buang hajat. Nabi SAW perintahkan sahabat ini untuk
datang kepada pohon, mentaskil pohon, untuk datang kepada Nabi SAW
sebagai penghalang agar tidak terlihat. Ini ajaib perintahnya, yaitu
mentaskil pohon, kita mentaskil orang saja susahnya setengah mati, ini
pohon disuruh taskil. Sahabat ini langsung datang ke pohon tadi, “Hai
pohon kamu dipanggil oleh Rasullullah Saw.” Namun asbab ketaatan, pohon
ini langsung datang kepada Nabi SAW, berjalan seakan-akan mempunyai
kaki. Sampai di Rasullullah SAW, lalu dperintahkan, “Berbarislah kalian
seperti satir, sebagai penutup.” Maka pohon-pohon tersebut langsung
berbaris seperti penutup. Setelah buang air, Rasullullah SAW perintahkan
sahabat untuk memerintahkan pohon tadi kembali ke tempat semula, maka
pohon-pohon tersebutpun kembali ketempat semula. Kisah ini ditulis oleh
Iman Suyuthi dalam Kitab Khottho. Inilah kalau seseorang punya sifat
taat ini jangankan manusia, pohonpun bisa ditaskil. Beda sama orang yang
suka ngengkel (keras/suka bantah), belum apa-apa sudah merasa sok
pinter, malah menentang. Di taskil malah, melihat keburukan orang lain
dan membanggakan diri sendiri. Kalau tidak paham ini jangan serta merta
menentang, dengar dulu, pelajari dulu, lihat dulu, keluar dulu. Jadi
kalau paham jangan langsung menentang, nanti seumur hidup tidak paham
terus. Seperti pohon tadi apa bisa mendengar dia, tapi sahabat tadi taat
saja, sehingga Allah tampakkan kekuatan dari mengamalkan perintah
Rasullullah Saw. Ini karena perinath Rasullullah ini adalah perintah
Allah Swt, Rasullullah ini dibawah bimbingan dan arahan Allah Swt,
setiap geriknya atas dasar perintah Allah Swt.
Allah yang berkuasa menciptakan apa saja dan Allah berkuasa
memerintahkan apa saja dan siapa saja. Allah kuasa memerintahkan pohon
yang tidak bisa mendengar jadi mendengar, Allah kuasa menjadikan manusia
yang mendengar jadi tuli. Allah berkuasa berbuat apa saja yang Allah
mau. Inilah fadhilah sifat taat dan sifat sabar. Dikatakan dalam Al
Quran, orang yang akan dipilih oleh Allah sebagai Imam hidayah adalah
orang yang memiliki sifat sabar dan sifat yaqin. Yakin tanpa sabar tidak
akan diterima, begitu juga sabar tapi tidak yakin, tidak akan
diterima.
Sabar :
1. Sabar dalam ketaatan
2. Sabar dalam menghindari yang di larang Allah
3. Sabar dalam menghadapi ujian-ujian
Ujian untuk dai ini macam-macam :
1. Ujian dari orang Kafir ( paling ringan )
2. Ujian dari orang islam
3. Ujian dari teman sendiri
4. Ujian dari pimpinan (paling berat)
Inilah kata Nabi SAW :
“Nanti akan datang pimpinan-pimpinan yang tidak akan menyenangka hati
kalian, sabarlah, nanti aku akan tunggu kamu di telaga Kautsar.”
Orang yang dipimpin oleh seorang pemimpin yang tidak menyenangkan tapi
sabar, ini nantinya akan ditunggu Nabi Saw di telaga Kautsar. Kalau
dipimpin sama orang yang menyangkan ini mudah, tapi kalau dipimpin sama
orang yang tidak menyenangkan ini mujahaddahnya. Maunya dipimpin sama
orang seperti ini dan begini, akhirnya kecewa tidak dapet pemimpin yang
seperti itu. “Ya sudah tidak usah ikut dakwah saja.” Begini jadinya
kalau kecewa. Makanya kita ini harus sabar.
Makanya Syekh Abdul Wahab Assyakroni dalam kitabnya mengatakan :
“Barangsiapa dalam usaha agama dicaci maki orang dia sabar, ikhlas,
ridho, tidak marah, maka sebentar lagi dia akan diangkat Allah sebagai
Imam Hidayah.”
Jadi untuk diangkat sebagai Imam Hidayah ini banyak, salah satunya jika
dicaci maki orang kita harus sabar dan ikhlas. Fikir kita harus, memang
salah saya ini banyak, lebih banyak dari yang orang katakan itu.
Sayidina Abu Bakar RA pernah dicaci maki lama sekali oleh seseorang tapi
diam saja. Setelah sekian lama dicaci maki akhirnya orang itu terdiam,
lalu Abu Bakar RA berkata, “Wahai saudara ku sesungguhnya apa yang
kamu ketahui itu dari kesalahan saya, itu baru sebagian kecil saja
kesalahanku, itu saja kamu sudah marah seperti itu, bagaimana jika kamu
tahu semua kesalahan saya.” Akhirnya yang mencaci maki ini malu, diam,
berhenti sendiri tidak melanjutkan.
Sayyidina Hasan RA ibnu Ali RA dicaci maki seseorang habis-habisan,
padahal yang dicaci maki ini adalah cucu Nabi SAW, yang menurut riwayat
adalah pimpinan ahli sorga, dia diam saja, dan di dengarkan saja cacian
itu. Setelah letih bicara yang mencaci tadi, lalu ganti Imam Hasan
yang bicara, “Wahai saudaraku andaikata apa yang kamu bicarakan tadi
benar, semoga Allah memaafkan saya, dan jika apa yang kamu bicarakan
tadi tidak benar, semoga Allah memaafkan kamu.” Beginilah cara
menyelesaikan masalah, mudah saja. Sayyidina Hasan RA ini adalah orang
yang tidak pernah emosi. Sikapnya Dai harus seperti ini. Bahkan Nabi
SAW memuji sayyidina hasan ini sebagai pimpinan, Allah akan
mempersatukan dengan cucu saya golongan-golongan dari orang islam.
Inilah Akhlaq, kesabaran. Jika dai ini bisa bersikap seperti ini maka :
“Innaloha Maa Sobirin” : Allah bersama orang-orang yang sabar.
Beres sudah seluruh masalah jika Allah bersama kita. Sabar yang
tertinggi kata Maulana Saad adalah menutup mulut jangan ngomong
kejelekan teman. Kelihatannya seperti Mudzakaroh ternyata menggunjing
teman, astaghfirullah. Kalau orang maksiat ditempat maksiat ini sangat
buruk, tapi kalau orang maksiat bukan ditempat maksiat ditempat ketaatan
yaitu di mesjid, dalam forum dakwah, bahkan dilakukan setiap hari
lagi, ini lebih buruk lagi, apa itu ? menggunjing orang di mesjid. Kata
Imam Ghozali itu menggunjing orang caranya macam-macam, ada yang sudah
berpengalaman menggunjing orang dengan cara yang halus sekali.
Contoh : “Bagaimana keadaan si fulan” jawabnya, “Doakan saja yah pak dia.”
Ini walaupun kata-katanya baik, tapi orang sudah paham kejelekan atau
kekurangan orang yang dimaksud. Dia tidak menjelek-jelekkan tapi dengan
kata-kata orang sudah paham. Kata Imam Ghazali gunjingan yang seperti
ini lebih berbahaya. Ulama katakan orang yang suka menggunjing
doa-doanya tidak makbul, karena mulutnya bau disisi allah asbab suka
menggunjing. Jangan kita suka menggunjing orang, lihatlah kebaikan
orang, karena kerja kita ini mengurus orang, sehingga setannya banyak
yang mau menghancurkan amal kita. Setan usaha bagaimana amal-amal yang
sudah kita kerjakan ini jadi hangus, tidak diterima oleh Allah asbab
kita menggunjingkan kawan kita. Perasaan kita sudah keluar 4 bulan, satu
tahun, tapi ini hanya data tim taskyl, ternyata disisi Allah sudah
hangus semua. Kenapa ? karena suka menggunjing orang. Keluar sudah tahun
tapi di buku malaikat yang tertulis hanya 3 hari, sisanya hangus,
makin menggunjing lagi, dibuku malaikat berubah lagi statusnya menjadi
belum keluar, degradasi lagi, karena apa menggunjing tadi. Seperti
orang yang menyimpan uang tiap hari, setelah sekian lama, perasaannya
sudah seperti orang kaya, tapi ternyata setelah tabungannya di buka,
uangnya hilang semua sudah dimakan rayap, bagaimana perasaannya ? dia
akan terkejuk. Nah bagaimana dengan kita yang sudah buat usaha agama
sekian lama, pengorbanan sudah habis-habisan, tapi karena kita doyannya
menggunjing orang, mengadu domba orang, begitu kita menghadap Allah
ternyata amal-amal tersebut sudah hangus semua, karena kedzaliman kita
sendiri.
Hadits Nabi SAW :
“Tidak akan masuk sorga orang mengadu domba”
Jadi satu perkataan yang dapat membuat orang bercerai berai atau
berpecah belah dapat membuat seseorang tidak dapat masuk surga. Jadi
yang harus kita lakukan itu sebaliknya, Nabi Saw katakan walaupun kamu
bohong tapi untuk mendamaikan atau menyatukan orang ini tidak dosa.
Jangan sampai kita melakukan perbuatan atau berkata-kata yang dapat
mengadu domba orang atau memecah belah orang.
Ulama katakan :
1. Orang yang memecah orang, dia sendiri akan pecah
2. Orang yang merukunkan orang, dia sendiri akan rukun
3. Orang yang menghormati orang, dia sendiri nanti Allah gerakkan orang menghormati dia
4. Orang yang menghinakan orang dia sendiri nanti Allah gerakkan orang menghina dia
Dalam satu hadits yang diriwayat Hafidz bin yathi mahfum :
“Barangsiapa yang mendengar temannya dijelek-jelekkan lalu dia tidak
membela, maka nanti Allah akan menggerakkan orang menjelek-jelekkan dia
dan tidak akan ada yang membela. Lalu Barangsiapa yang mendengar
temannya dijelek-jelekkan, sedangkan dia membela temannya, maka nanti
Allah akan datangkan orang yang membela dia ketika dia di
jelek-jelekkan.”
Nabi SAW mempunyai berjuta-juta kebaikan, ilmunya yang paling tinggi,
wajahnya yang paling ganteng, suaranya yang paling merdu, phisiknya yang
paling kuat, tetapi yang dipuji-puji oleh Allah Swt dalam Al Quran
adalah Akhlaqnya Nabi Saw :
“Fainnaka ala kullu khuluqin adzim” : kamu punya budi pekerti yang agung
Seseorang yang mempunyai akhlaq yang baik ini kata Nabi SAW, doa-doanya
akan makbul. Seorang sahabat dikasih tau oleh Nabi SAW, “Maukah kamu
aku kasih tau amalan yang jika kamu kerjakan akan menyebabkan doa-doamu
akan makbul.” Sahabat jawab, “Tentu ya Rasullullah”. Nabi Saw jawab,
“Perbaikilah Akhlaqmu”. Saad bin abi waqash RA datang kepada Rasullullah
untuk meminta di doakan oleh Nabi Saw agar doa-doanya diterima oleh
Allah Swt. Nabi Saw katakan,”Wahai Saad makanlah yang baik (maksudnya
yang betul-betul halal) maka doa kamu nanti akan diterima oleh Allah
Swt.” Oleh sebab itu doanya Saad bin Abi Waqash RA ini sangat ijabah,
langsung cash. Ada seorang buta datang kepada saat untuk minta di
doakan, sekali tiup mata orang buat itu langsung sembuh dan bisa
melihat, cash ijabah. Namun aneh Saad bin Abi Waqqash ini lama-lama juga
buta. Sahabat datang wahai saad kamu ini nyembuhin orang-orang buat
sehingga bisa melihat, sedangkan kamu sendiri jadi buta, kok tidak mau
doa kepada Allah agar bisa melihat. Buta ini yang bikin Allah, apa yang
Allah Swt bikin untuk saya, saya senang semua dan saya terima, maka
saya tidak akan meminta kepada Allah untuk melihat. Beginilah cintanya
sahabat kepada Allah Swt, apa yang allah sudah tetapkan diterima, ridho
atas semua keputusn Allah bukan yang baik saja tapi yang buruk juga.
Inilah sifat-sifat yang harus kita miliki dalam kerja dakwah ini. Nabi
Saw diminta dakwah dalam suasana islah diri :
“Ya ayyuhal mudatsir kum fa andzir wa rabbaka fakabbir wasiya faka fathohir”
artinya : “Wahai orang yang berselimut, bangkitlah dan berikanlah peringatan, hanya tuhan engkau yang kamu besarkan,….”
Maksudnya apa ?
1. Wahai orang berselimut, bangkitlah, beri peringatan. : ini tertib
dakwah, bangkitlah untuk kerja dakwah dimulai dari diri sendiri, jangan
menunggu orang.
2. hanya tuhanmu lah yang kamu besarkan. : Apa yang kita dakwahkan yaitu
keagungan Allah. Jadi kita bicarakan kebesaran Allah dan keagungan
Allah. Cerita nusrohtullah , pertolongan Allah. Jangan cerita yang
menyebabkan orang putus harap kepada Allah Swt.
Contoh : Bagaimana ya tempat kami ini karkunnya miskin-miskin, tidak ada
tokoh-tokoh masyarakat. Bagaimana kita mau bentuk jemaah ? sudah loyo
tambah loyo lagi. Ini harus kita targhib. Kita memang gak punya
apa-apa, tidak punya uang, tidak punya mobil, tapi kita punya Allah
Swt, kita punya Rasullullah Saw, kita punya sholat. Sehingga timbul
harapan kepada Allah Swt
3. Wasiya faka fathohir : menurut sebagian ulama ini maksudnya
senantiasa memperbaiki diri. Jadi dakwah dalam suasana memperbaiki diri.
Fadhilah Amal ini dibuat oleh seorang ulama besar pada zamannya, seorang
ahli hadits yaitu Maulana Zakaria Al Khandalawi. Namun hari ini lucu
banyak sekali orang mengkritik beliau. Padahal beliau ini adalah ulama
besar yang terlah membuat beratus-ratus kitab dari berbagai macam bidang
ilmu pada zamannya dan tersebar ke seluruh dunia. Beliau menulis kitab
nabanya Audhtul Masalik ini ada 20 jilid kitab hadist syarahnya
muwattho imam malik. Jadi beliau ini seorang pakar hadits, ini ada anak
TK mau mengkoreksi professor. Jadi pada zaman itu orang bangkitkan
ulama-ulama khusus ahli hadits ini kebanyakan dari India seperti
Maulana Jusuf Al Khandalawi Rah. A, Hadratji Innamul Hasan Rah.A. Jadi
kitab Fadhilah Amal ini secara ilmiah sudah bisa dipertanggung
jawabkan, inilah rangkuman kitab-kitab hadits para ulama.
Maulana Zuber bercerita dinasehati oleh Maulana Zakaria Rah.A :
“Wahai zuber syarat orang agar bisa berhasil dalam usaha dakwah ini
adalah Tawadhu, merasa dirinya ini tidak punya apa-apa. Hanya karena
pertolongan Allah saja semua ini bisa terjadi. Tetapi ini zuber tidak
boleh hanya di mulut saja, saya ini lemah, saya ini fakir, tapi hatinya
saya ini hebat, saya ini karkun kuat, ahli mujahaddah, jangan yang
seperti itu, ini tidak akan diterima oleh Allah Swt. Tapi memang
ditanamkan dalam hati kita memang kita tidak punya apa-apa, hanya
Allahlah yang punya segalanya.”
Tawadhu sekaligus berharap kepada Allah Swt. Inilah doanya Nabi Yunus
AS, Tawajjuh kepada Allah Swt, dan menyalahkan diri sendiri :
“La illaha illa anta subhanaka inni kuntum minal dzolimin”
Kalau seorang Nabi dan seorang Rasul mengatakan saya ini termasuk
orang-orang dzolim, ini pengakuan doanya nabi yunus AS. Seorang Nabi
saja bisa merasa termasuk orang-orang yang dzolim, apalagi kita. Kok
bisa kita tidak bisa tidak merasa salah, “salah saya ini apa ?” begitu
katanya. Ya salah kamu ini ya karena tidak merasa salah. Nabi saja yang
tidak punya dosa aja merasa bersalah apalagi kita gudangnya dosa. Maka
Nabi Yunus AS tawajjuh kepada Allah Swt dan menyalahkan diri sendiri,
baru pertolongan Allah Swt turun. Semua masalah infirodhi Allah
selesaikan yaitu keluar dari perut ikan, dan masalah ijtimainya juga
Allah bantu, yaitu 100 ribu orang lebih masuk islam. Inilah berkat dai
tawajjuh kepada Allah Swt dan menyalahkan diri sendiri, ini tanda-tanda
pertolongan Allah sudah dekat, orang-orang akan berbinding-bondong
masuk islam. Tawajjuh kepada Allah dan salahkan diri sendiri, jangan
menyalahkan orang lain salahkan saja diri sendiri. Ini salah saya, ini
yang bener.
Ketika jaman huru-hara di India banyak orang dibunuhin, syekh Inamul
hasan bertanya tentang keadaan saat itu kepada Syekh Ahmad Lath.
Mendengar cerita keadaan yang ada dari syekh ahmad lath, beliau,
hadratji inamul hasan menangis mendengarnya. Apa yang terlontar dari
mulut hadratji ketika itu, “ini semua salah saya sehingga keadaan
menjadi seperti ini.” Inilah sikap seorang dai, kemerosotan ummat ini
terjadi semua karena salah saya. Andaikata amalan rohaniat saya sudah
benar, punya mujahadah yang benar, punya pengorbanan yang benar, punya
akhlaq yang benar, semestinya kerja dakwah ini akan naik dan ummat tidak
akan seperti sekarang. Inilah dai yang benar, kemerosotan yang terjadi
ini adalah kesalahan saya.
Nabi Isa AS katakan :
“Selagi orang itu masih menyalahkan orang lain, dia tidak akan sampai kepada Allah Swt”
Maksudnya rohaniatnya tidak akan meningkat. Tapi kalau oang sudah
menyalahkan diri sendiri maka dengan sendirinya rohaniatnya akan terus
meningkat.
Di akhir zaman ini Rahmat Allah makin banyak karena makin hari akhir
jaman ini makin berat, tambah hari tambah berat. Namun nilai amal juga
tambah tinggi, tambah berat, makin tambah tinggi nilai amalnya. Maka
kerusakan-kerusakan di akhir jaman ini jangan sampai melemahkan kita,
tapi justru kita gunakan kesempatan ini untuk meningkatkan mujahaddah
kita dan pengorbanan kita. Insya Allah.
Sekarang Mari kita gunakan Taskil Cashnya Ahli Badr, walaupun hatinya
berat tapi tetap berangkat, ada masalah doa, inilah sifatnya Ahli Badr.
Sehingga pertolongan Allah bercurah-curah, Allah kirimkan malaikat
untuk menjaga mereka dan memenangkan mereka. Insya Allah.
Syekh Inamul Hasan berkata :
“Orang bekerja dengan orang saja dapat gaji, masa kerja untuk Allah tidak”
Syekh Abdul Wahab katakan :
“Terus kerja agama dengan sungguh-sungguh maka nanti kamu akan alami
pertama kali kelaparan, terus lagi kerja maka nanti Allah akan datangkan
dunia untuk kamu.”
Allah katakan kepada Nabi SAW:
“Wawajada illam fa aghna” : “Kamu dahulu miskin, kemudian kami yang
mengkayakan kamu” maksudnya jadi nabi dulu juga miskin tapi Allahlah
yang memberi kekayaan.
Di dalam Al Quran itu ceritanya amal-amal itu mendatangkan rizki, bukan
bikin melarat. “Yarzukhu min haisu layah tasib”, barangsiapa bertaqwa
nanti Allah kasih rizki dari arah yang tidak disangka-sangka. Jadi
kemiskinan di dalam dakwah ini hanya ujian saja bagi orang beriman,
nanti kalo istiqomah Allah akan ubah hidupnya, allah akan beri kekayaan
kepadanya. Namun ulama katakan ini ada 2 tafsirnya :
1. Kaya Hati
2. Kaya Dzohir
Seorang sahabat masih kecil datang kepada Nabi dari yaman untuk minta di
doakan. Temen-temennya semua minta di doakan keduniaan, tapi sahabat
ini minta di doakan kaya hati oleh Nabi SAW. Setelah di doakan rombongan
ini balik pulang ke yaman. Lalu suatu ketika satu tahun kemudian,
rombongan dakwah pulang dari yaman ditanya sama Nabi SAW, “Itu anak yang
dulu datang kemari dari yaman gimana kabarnya.” Sahabat berkata,
“Masya Allah ya Rasullullah, umpama dunia ini dibagi-bagi gratis maka
tidak akan di lirik oleh anak itu.” Inilah kaya hatinya sahabat RA.
Orang itu kalo sudah kaya hati, ya sudah merasa cukup atas segalanya,
gak susah hatinya. Begitulah keadaan kita kalo amal agama :
kadang-kadang di kasih kaya hati, kadang-kadang dikasih kaya dzohir,
kadang-kadang dikasih keduanya. Namun kalau kita amal agama maka nanti
yang allah kasih miskin hati, bisa juga dikasih miskin dzohir, bisa
juga dikasih miskin dzohir dan miskin hati.
Ringkasnya semua masalah dunia ini akan Allah selesaikan kalau kita
senantiasa berada dalam usaha agama. Taskil Cash ada di Badar sedangkan
Taskil Niat ada di Tabuk. Semua kita niat insya Allah ambil bagian
dalam perjuangan agama Allah.
April 22, 2014
No comments