Bendera Bangsaku

SELAMAT DATANG SOBATKU DI BLOG MAMAT/UCOK/RONI PUTERA JAWA KETURUNAN SUMATERA, ALLAH KUASA MAKHLUQ TAK KUASA LAILAHAILLALLAH MUHAMMADURRASULULLAH

INOVASI PEMBELAJARAN APA SAJA????

7 Model Media Ajar Inovatif

Penulis : rizqy | 22 Jun, 2019 | Kategori: Inspirasi Guru Belajar

Pernahkah Anda mengalami kesulitan saat menjadi fasilitator murid di kelas? Apalagi mengajar murid yang beragam karakteristiknya, mengajar di jam-jam siang, mengajar di jam pembelajaran setelah pembelajaran olahraga, dan banyak faktor lainnya. Faktor-faktor tersebut kadang membuat murid menjadi bosan, tidak antusias dalam belajar.

Jika mengalami kondisi tersebut, apa yang akan Anda lakukan? Tetap menjalankan pembelajaran seperti biasanya, atau mencari cara membuat murid antusias belajar.

Ada berbagai macam cara yang Anda bisa lakukan untuk mengatasi kesulitan Anda tersebut, salah satunya adalah menghadirkan media ajar. Saya analogikan dengan televisi, sebuah informasi disampaikan oleh jurnalis melalui media televisi, agar informasi tersebut diterima dan dipahami oleh penonton televisi. Sama halnya dengan televisi, media ajar merupakan perantara antara guru dan murid. Membantu guru menyampaikan suatu pesan/materi agar sampai dan dipahami  murid,

Dalam tahapan Wardah Inspiring Teacher 2019 (WIT 2019), peserta yang notabennya adalah guru-guru dari berbagai daerah diajak berinovasi membuat media ajar. Dalam artikel sebelumnya peserta WIT 2019 sudah diajak melakukan tahapan design thinking dalam membuat media ajar. Guru-guru mencoba berempati, menemukan masalah murid dan mencari solusi untuk memecahkan masalah yang dihadapi murid.

Melalui Blended Learning, pelatih dari Kampus Guru Cikal mengajak guru-guru yang sudah mengalami tahap sebelumnya, untuk mengenal media ajar yang nantinya akan dikembangkan oleh guru-guru tersebut, apa saja media ajar yang bisa dikembangkan guru untuk pembelajaran. Berikut adalah 7 Model Media Ajar Inovatif :

1. Poster

Mungkin terbilang konvensional memasukkan poster sebagai media ajar di era sekarang, namun penggunaannya yang mudah dan murah membuat poster menjadi media yang bisa dipertimbangkan untuk digunakan. Visual dalam poster bisa membantu murid memahami sebuah informasi. Apalagi visual yang digunakan dekat dengan murid.

Di dalam kelas poster bisa dimodifikasi bergantung kebutuhan belajar murid. Poster bisa digunakan untuk menyampaikan informasi, poster bisa digunakan untuk memantik diskusi/pertanyaan murid, poster juga bisa digunakan untuk merekam proses/hasil belajar murid.

2. Papan atau buku interaktif

Mengajak murid terlibat dalam pembelajaran, salah satu cara agar murid menjadi tidak bosan dan menjadi antusias. Salah satunya dengan membuat media yang interaktif, melibatkan murid. Memungkinkan murid untuk berinteraksi dengan komponen di dalamnya.

Misalnya guru menciptakan media poster, di mana dari poster tersebut murid bisa melipat bagian tertentu, mengganti bagian yang ada di poster, menambahkan bagian yang lain, dan sebagainya. Buku pun juga bisa dirancang untuk interaktif, guru membuat buku yang mana murid bisa menambahkan karakter, merasakan tekstur buku, mengisi bagian yang kosong dsb.

3. Alat peraga

Masih ingat saat Anda masih sekolah dulu dan masuk laboratorium biologi. Ada torso yang guru biologi gunakan untuk menjelaskan mengenai bagian-bagian tubuh manusia. Torso membantu guru memperlihatkan bagian-bagian tubuh manusia.

Alat peraga merupakan alat yang membantu guru memperagakan suatu pengetahuan. Alat peraga 3 dimensi, untuk menjelaskan bangun ruang, torso untuk menjelaskan bagian tubuh manusia, uang kertas, uang koin, dsb.


4. Lagu

Saya pernah merasakan kebingungan saat akan menyampaikan pembelajaran gurindam waktu menjadi guru Bahasa Indonesia di salah satu sekolah negeri di Jawa Tengah. Bingung karena sastra melayu lama tidak menarik lagi bagi murid-murid zaman now. Murid-murid biasanya sekadar formalitas menerima materi tanpa tahu apa tujuan mereka mempelajari ini.

Saya kemudian memutar otak dan mengamati murid-murid saya. Murid-murid zaman now ternyata unik ya, banyak hal yang mereka sukai salah satunya adalah menyanyikan lagu-lagu rap, yang memang saat itu sedang heboh, dan banyak bermunculan penyanyi-penyanyi rap seperti Young Lex, Awkarin, Saykoji, dsb.

Cling, kemudian terbesitlah ide.

Kalau dilihat struktur gurindam dan syllables lagu rap hampir sama. Maka kemudian yang saya lakukan adalah membuat lagu rap untuk saya gunakan menyampaikan pembelajaran gurindam. Dan mengajak murid berkarya membuat lagu rap dengan gurindam.

Apa yang terjadi?

Murid-murid antusias sekali dalam membuat lagu, kemudian menyanyikannya bersama. Tak sadar mereka sedang belajar gurindam.

Jadi lagu bisa menjadi salah satu media ajar yang bisa digunakan guru untuk berkomunikasi dengan murid dalam menyampaikan materi ataupun menyampaikan pesan, atau bahkan untuk mengakrabkan diri dengan murid.

5. Video

Era sekarang sudah lazim video digunakan untuk pembelajaran. Audiovisual membantu guru menyampaikan materi. Ada berbagai jenis video yang bisa guru buat, antara lain : video penjelasan, video pengetahuan, video dan film. Tentu saja dalam membuat itu semua diperhatikkan pula apa yang murid sukai, sehingga dalam menyaksikan video, murid pun merasa antusias dan dilibatkan.

Murid dalam pembelajaran menggunakan video, bisa ditempatkan pada dua posisi. Posisi sebagai konsumen, dan posisi sebagai produsen. Sebagai konsumen, murid diajak menjadi penonton video yang kadang pula diajak interaksi saat atau setelah pemutaran video, baik berupa diskusi, melakukan sesuatu, dsb. Selain itu murid juga bisa menjadi produsen, berarti murid lah yang membuat video. Era saat ini memungkinkan penilaian pembelajaran berupa video. Memanfaatkan keterampilan-keterampilan yang dimiliki murid. Seperti video-video berikut ini :

6. Permainan

Siapa sih yang nggak suka main? Apalagi murid-murid. Sehingga tepat sekali jika permainan digunakan sebagai salah satu media ajar untuk membantu murid belajar. Ada beberapa jenis permainan yang guru bisa kembangkan menjadi media, antara lain :
a. Permainan dalam bentuk aktivitas
Permainan yang mengajak murid bergerak, seperti gobak sodor, petak umpet, engklek, dst.
b. Permainan kartu/papan
Permainan yang memanfaatkan kartu atau papan dalam bermainnya, seperti monopoli, ular tangga, fundora, ludo, dsb.
c. Permainan berbasis alat
Permainan yang dalam melakukannya membutuhkan bantuan alat, seperti galasin, enggrang, balok warna-warni, lego, boneka, dst.
d. Permainan digital
Permainan yang memanfaatkan perangkat digital dalam memainkannya, seperli Mobile Legend, Pokemnon Go, Wining Eleven, dsb.

7. Aplikasi berbasis teknologi

Pernah memakai aplikasi Quizizz untuk penilaian murid? Atau memakai Duolingo untuk membantu murid belajar bahasa Inggris? Dua-duanya adalah aplikasi berbasis teknologi yang merupakan media ajar. Sangat kompleks memang untuk mengembangkan media yang satu ini. Selain harus melek teknologi juga pembuatannya membutuhkan waktu yang sangat lama.

Guru Anggayudha Anandarasa yang menjadi pelatih menyampaikan materi tersebut melalui Google Classroom pada Senin17 Juni 2019. Inilah salah satu keuntungan menggunakan sistem blanded learning, yaitu peserta dari berbagai daerah dan berjumlah 100an lebih bisa mengakses materinya, ada yang langsung dibuka pada saat itu juga, ada pula yang baru bisa membukannya keesokan harinya karena kesibukkan.

“Materi kemarin di WIT tentang design thinking sangat membantu banget . Sebelum mengikuti kelas WIT, saat mengajar bangga banget kalau bisa pakai media dan yakin pasti anak-anak akan lebih mudah memahami materi. Eh, ternyata panggang jauh dari api, anak-anak justru kurang begitu berminat mengikuti KBM.
Setelah pelatihan WIT aku jadi sadar ternyata untuk membuat/ menggunakan media belajar yang inovatif itu ada beberapa tahapan. Nah salah satu tahapan yang sering aku abaikan itu proses empati. Padahal poin ini penting banget agar kita bisa memberikan media pembelajaran yang sesuai kebutuhan anak.
Untuk rencana media pembelajaran yang akan aku gunakan kedepan akan lebih memperhatikan ke kebutuhan murid agar bisa membantu proses belajar lebib efektif. Dari hasil observasi di kelas murid-murid itu kursng bersemangat kalau baca teks yang panjang, jadi rencana aku pingin buat infografis untuk membantu anak-anak memahami informasi dalam teks dan meyetimulus mereka juga menuangkan ide/gagasannya dalam menulis teks prosedur atau teks eksplanasi.”
Ungkap Ratno Kumar Jaya peserta WIT 2019 Surabaya melalui aplikasi Whatsapp

Jika Anda, apa kira-kira media yang Anda gunakan untuk membantu murid-murid Anda? Yuk tuliskan di kolom komentar!

Like this: 

0 komentar: